Anda pasti pernah kan mengalami rasa amarah yang amat sangat dalam dan rasanya amarah tersebut ingin memaksa keluar, tetapi jika amarah tersebut keluar pada saat tersebut pasti akan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu diperlukannya kesabaran dalam menahan amarah. Dalam tulisan ini saya menceritakan pengalaman saya yang terjadi pada saat saya masih duduk dibangku SMA.
Pada saat kejadian seperti hal yang saya tidak dapatkan didalam keluarga saya dalam bentuk nyata, emosi saya terkadang muncul seperti halnya gunung yang ingin meletus tetapi karena saya masih bisa mengendalikan emosi, saya masih bisa menahan amarah tersebut. Itu dikarenakan masalah yang terjadi kepada sayamasih yang bersifat "ringan" tidak seperti yang ingin saya sampaikan di cerita ini.
Ini terjadi dimana puncak emosi saya sudah tidak bisa ditahan lagi dan seketika langsung saja terjadi dan saya tidak bisa mengendalikannya seperti kepada masalah - masalah yang lainnya. Saya mengamuk seperti orang yang kerasukan roh gaib, dan amarah tersebut memasuki diri saya kurang lebih selama 1 jam. Ketika emosi saya sudah mereda, banyak kerugian yang berdampak negatif kepada saya. Misalnya barang - barang yang rusak karena saya mengamuk, orang - orang disekitar saya menjadi sedikit menjauh dan yang lainnya.
Tetapi dibalik dampak negatif tersebut saya menyadari bahwa jangan membiarkan emosi yang bersifat "ringan" tersebut disimpan dan mendiami hati kita dalam jangka waktu yang lama, jika hal itu terjadi maka apa yang saya alami tersebut akan terulang kembali. Dan setelah kejadian itu, saya mencoba untuk berlapang dada dan sering - sering berolahraga karena manfaat berolahraga bukan hanya untuk kesehatan semata, tetapi juga untuk mengendalikan emosi dengan cara pernafasan. Saya bersyukur emosi saya muncul ketika saya masih diruang lingkup keluarga dan sampai sekarang ini hal tersebut sudah tidak muncul lagi.
Ini terjadi dimana puncak emosi saya sudah tidak bisa ditahan lagi dan seketika langsung saja terjadi dan saya tidak bisa mengendalikannya seperti kepada masalah - masalah yang lainnya. Saya mengamuk seperti orang yang kerasukan roh gaib, dan amarah tersebut memasuki diri saya kurang lebih selama 1 jam. Ketika emosi saya sudah mereda, banyak kerugian yang berdampak negatif kepada saya. Misalnya barang - barang yang rusak karena saya mengamuk, orang - orang disekitar saya menjadi sedikit menjauh dan yang lainnya.
Tetapi dibalik dampak negatif tersebut saya menyadari bahwa jangan membiarkan emosi yang bersifat "ringan" tersebut disimpan dan mendiami hati kita dalam jangka waktu yang lama, jika hal itu terjadi maka apa yang saya alami tersebut akan terulang kembali. Dan setelah kejadian itu, saya mencoba untuk berlapang dada dan sering - sering berolahraga karena manfaat berolahraga bukan hanya untuk kesehatan semata, tetapi juga untuk mengendalikan emosi dengan cara pernafasan. Saya bersyukur emosi saya muncul ketika saya masih diruang lingkup keluarga dan sampai sekarang ini hal tersebut sudah tidak muncul lagi.